Pada akhir masa pemerintahannya, Sultan Agung memerintahkan Panembahan Juminah (paman Sultan Agung) untuk membangun Makam di Giriloyo Imogiri. Namun saat pembangunan makam belum selesai, Panembahan Juminah meninggal dunia dan dimakamkan di makam yang dibangunnya tersebut.
Sultan Agung kemudian memerintahkan Kyai Tumenggung Citrokusumo untuk membangun Makam di Pajimatan Imogiri yang dikenal dengan nama Makam Pajimatan Imogiri. Makam ini digunakan untuk memakamkan Sultan Agung dan raja-raja Mataram beserta keturunannya dan Sultan Agung adalah raja pertama yang dimakamkan di Makam Pajimatan Imogiri ini.
Kompleks Makam Pajimatan Imogiri terletak kurang lebih 20 kilometer ke arah tenggara dari pusat Kota Yogyakarta, tepatnya di wilayah Kalurahan/Desa Girirejo dan Kalurahan/Desa Wukirsari, Kapanewon/Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Imogiri berasal dari kata hima dan giri. Hima berarti kabut dan giri berarti gunung, sehingga Imogiri bisa diartikan sebagai gunung yang diselimuti kabut.
Untuk mendapatkan informasi selengkapnya, silahkan kunjungi Makam Pajimatan Imogiri dan melakukan pemindaian QR Code pada masing-masing Penanda Keistimewaan yang berada di Makam Pajimatan Imogiri.