Raja Kasultanan Mataram

Makam Pajimatan Imogiri terbagi dalam beberapa kompleks pemakanam yang disebut kedhaton, pembangunan masing-masing kedhaton pun dilakukan secara bertahap, pada masing-masing kedhaton digunakan untuk memakamkan beberapa raja beserta keluarga terdekatnya.


Kedhaton Sultanagungan.

Saat Sultan Agung memerintahkan pembangunan Makam Pajimatan Imogiri pada tahun 1632, kedhaton yang pertama kali dibangun adalah Kedhaton Sultanagungan. Kedhaton Sultanagungan ini digunakan untuk memakamkan beberapa raja, antara lain: Sultan Agung, Sunan Amangkurat II, dan Sunan Amangkurat III.


Kedhaton Pakubuwanan.

Kedhaton selanjutnya yang dibangun adalah Kedhaton Pakubuawan. Sama dengan kedhaton sebelumnya, Kedhaton Sultanagungan, pada Kedhaton Pakubuwanan ini digunakan untuk memakamkan beberapa raja, antara lain: Sri Susuhunan Paku Buwana I, Sunan Amangkurat IV, dan Sri Susuhunan Paku Buwana II.

Sejak Perjanjian Giyanti ditandatangani pada tanggal 13 Februari 1755, yang dikenal sebagai Palihan Nagari karena membagi Mataram menjadi 2 kerajaan, yaitu Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta.

Makam Pajimatan Imogiri pun turun dibagi menjadi 2 bagian, dimana pada bagian sebelah barat digunanakan untuk memakamkan raja-raja Kasunanan Surakarta beserta keluarga terdekatnya dan pada bagian timur digunanakan untuk memakamkan raja-raja Kasultanan Yogyakarta beserta keluarga terdekatnya.

Untuk mendapatkan informasi selengkapnya, silahkan kunjungi Makam Pajimatan Imogiri dan melakukan pemindaian QR Code pada masing-masing Penanda Keistimewaan yang berada di Makam Pajimatan Imogiri.

slide 3 to 12 of 12