Hajad Dalem Kuthomoro

Kuthomoro, Tradisi Keraton Mengirim Doa di Bulan Ruwah.

Setiap tahun pada bulan Ruwah, Keraton Yogyakarta menggelar Hajad Dalem Kuthomoro.

Prosesi ini bertujuan untuk mengirim doa kepada para leluhur Keraton Yogyakarta yang telah dikebumikan di makam-makam Kagungan Dalem.

Tradisi ini konon telah ada sejak masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono I yang bertujuan untuk mengirimkan kawilujengan, doa, dan kebaikan kepada para leluhur Keraton Yogyakarta.

Hajad Dalem Kuthomoro dilaksanakan mulai tanggal 13 hingga 15 Ruwah. Pada tanggal 13 Ruwah, Sultan akan mengutus Kanca Kaji dan Abdi Dalem Suranata untuk mengirim ubarampe ke Kawedanan Pengulon di Masjid Gedhe.

Ubarampe tersebut berjumlah 400 buah, terdiri dari lisah konyoh (minyak wangi), yatra tindih (uang untuk membeli bunga) dan ratus (serbuk kayu cendana).

Seluruh ubarampe merupakan benda berbau wangi yang bermaksud melambangkan kemuliaan dan keharuman, serta menjunjung tinggi nama baik bagi yang sudah tiada.

Prosesi diawali dengan penyerahan ubarampe oleh Abdi Dalem Keparak kepada Kanca Kaji dan Abdi Dalem Suranata di Bangsal Pengapit.

Ubarampe tersebut sebelumnya telah diinapkan semalam di Gedhong Prabayeksa, selanjutnya ditata dalam sejumlah nampan dan diantar ke Kawedanan Pengulon.

Sementara itu, sisanya diserahkan kepada kerabat Keraton yang hendak berziarah ke makam-makam leluhur setelah berlangsungnya Kuthomoro.

Satu hari setelahnya, yakni 14 Ruwah, sejumlah Abdi Dalem dari Kawedanan Pengulon mengantarkan beberapa ubarampe ziarah ke Makam Kotagede dan dilanjutkan ke kantor Bupati Puralaya Imogiri.

Selain dua makam tersebut, terdapat total 58 makam Kagungan Dalem yang mendapat kiriman (kintunan) dari Keraton melalui paket pos. Makam-makam tersebut tersebar di beberapa daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Untuk makam Kagungan Dalem lain yang berada di Yogyakarta, Abdi Dalem atau Juru Kunci makam akan mengambil ubarampe di Kawedanan Pengulon.

Tanggal 15 Ruwah, beberapa Abdi Dalem dari Kadipaten Puralaya membawa jodang berisi ubarampe ziarah menuju Pajimatan Imogiri.

Para Abdi Dalem dengan pakaian laksana Kanca Abrit bersama dengan beberapa pegiring berjalan kaki menaiki tangga area makam Raja-Raja di Imogiri menuju Bangsal Sri Manganti yang merupakan bagunan di muka kompleks Sultan Agungan.

Setelah tiba di Sri Manganti, doa bersama digelar sebelum dimulainya ziarah. Biasanya seluruh Abdi Dalem yang merawat kompleks makam Raja-Raja Yogyakarta di Kaswargan, Besiyaran, dan Saptorenggo akan ikut tahlil dan doa bersama di Sri Manganti.

Setelah tahlil, ubarampe diantarkan ke masing-masing penjaga makam untuk diteruskan dengan doa tahlil di lokasi masing-masing.

Sebelum bedug dhuhur, ziarah ke Kompleks Sultan Agungan berakhir. Tradisi Kuthomoro ini rutin digelar setiap tahun yang mencerminkan perhatian Ngarsa Dalem untuk merawat leluhurnya.

Karena sebagai Sultan tidak boleh mengunjungi makam, oleh karena itu kintunan Kuthomoro dilaksanakan.

Setelah seluruh prosesi Kuthomoro dilaksanakan, setelah tanggal 15 Ruwah baru dilanjutkan ziarah oleh para Putro dan Sentono Dalem.


Untuk mendapatkan informasi selengkapnya, silahkan kunjungi Makam Pajimatan Imogiri dan melakukan pemindaian QR Code pada masing-masing Penanda Keistimewaan yang berada di Makam Pajimatan Imogiri.

slide 3 to 12 of 12