Tata Cara Berpakaian Perempuan (Estri)

Lokasi Makam Imogiri yang berada di atas bukit membuat jalan menuju makam memiliki ratusan anak tangga. Anak-anak tangga ini dibuat pendek, untuk memudahkan para peziarah yang mengenakan pakaian adat. Aturan untuk mengenakan pakaian adat tersebut masih berlaku sampai saat ini untuk area-area tertentu. Busana yang harus dikenakan pengunjung perempuan untuk masuk ke area-area tertentu di kompleks Makam Imogiri adalah busana semekan. 


Penutup Badan Bagian Atas

Semekan atau ubet-ubet tanpa tambahan pakaian luar (lukar rasukan) adalah busana harian para Abdi Dalem Keparak. Semekan berfungsi sebagai penutup dada, terbuat kain panjang berukuran sekitar 250 cm x 60 cm. Lebarnya separuh dari kain jarik biasa. Motif semekan yang dikenakan harus gagrak (gaya) Yogyakarta. Kain tersebut dililitkan mengelilingi badan dari arah kiri ke kanan, di bawah ketiak hingga di atas pinggul. Bagian pinggang ditata membentuk garis lurus rapi tanpa sisa kain. Sebelum dikenakan, garis tepi ubet-ubet, yang disebut kemada, dilipat sedikit ke arah dalam sehingga tidak terlihat dari luar. Setelah itu, dibagian luar semekan dikaitkan udet, yaitu seutas tali dari kain yang diikat melingkar di bawah dada.


Penutup Badan Bagian Bawahan

Bawahan yang digunakan untuk seluruh busana Abdi Dalem estri adalah sinjang/nyamping/bebed. Untuk Abdi Dalem estri, cara pemakaiannya adalah dari arah kiri ke kanan atau bagian kanan di dalam dan kiri di luar. Motif menggunakan gagrak Yogyakarta yang tidak termasuk motif awisan atau larangan. Nyamping tersebut di wiru dengan ketentuan wiron berjumlah ganjil dengan menyesuaikan ukuran tubuh, misalnya 5, 7, atau 9 lipatan. Nyamping kemudian diikat dan dikuatkan dengan pemakaian stagen.


Untuk mendapatkan informasi selengkapnya, silahkan kunjungi Makam Pajimatan Imogiri dan melakukan pemindaian QR Code pada masing-masing Penanda Keistimewaan yang berada di Makam Pajimatan Imogiri.

slide 3 to 12 of 12